Jumat, 25 Juni 2010

Dewasa itu ada waktunya

Aneh juga ada orang yang melarang orang untuk suka melakukan sesuatu atau senang melakukan yang disuka. Padahal gampang saja. Kalau suka ya jalankan, kalau tidak suka ya tidak usah dilakukan. Hal yang sederhana namun jadi kompleks. Contohnya saya, walaupun satu keluarga saya tidak ada yang suka pedas, saya suka. Sepertinya tidak ada masalah. Atau walau teman-teman saya menyukai duren, saya tidak.

Tapi kalau mereka lagi makan duren saya tidak akan bilang, "Sudah bau kok disukai?" atau semacamnya. Teman-teman saya merokok tapi saya tidak. Tapi saya tidak meminta teman-teman saya untuk berhenti merokok. That`s just a way of life. Untuk tulisan ini saya ingin berbagi cerita.

Hari itu tanggal 31 Oktober tahun 2009, dan band saya, Pee Wee Gaskins manggung di dua tempat. Setelah main di Hall A Senayan, kami pindah tempat yang juga di Senayan. Di situ saya sendiri masuk ke venue, melewati detektor logam yang biasa kami temui di airport. Ada kejadian lucu. Di depan saya persis ada segerombolan orang memakai baju hitam yang bagian belakangnya bertuliskan "Fuck all partydorks" (partydorks adalah sebutan untuk penggemar Pee Wee Gaskins). Ya, tak lain dan tak bukan mereka adalah APWG (Anti Pee Wee Gaskins). Mereka persis berada di depan saya, dan saya yakin sekali mereka tahu saya. Tapi anehnya tidak ada gerakan apapun dari mereka. Lucu atau mungkin saya juga yang tidak sadar. Tak beberapa lama personel Pee Wee Gaskins lain seperti Sansan, Omo, Ayi masuk dan mereka bilang di depan banyak APWG berteriak, "Sansan anjing", bla bla bla. Tapi tidak ada waktu buat meladeni karena kami harus wawancara di atas panggung dan kami sudah telat.

Tidak lama, setelah Kerispatih selesai, kami naik panggung. Seperti biasa, mereka (APWG) mengacungkan jari tengah, melempar botol kosong, tapi sambil ikut menyanyi juga. Kebanyakan mereka mengatasnamakan penggemar band lain. Lucunya, mereka tidak tahu saya berteman sangat baik dengan orang-orang di balik kelompok atau fanbase tersebut.

Selesai manggung, kami lantas santai dan ngobrol di belakang panggung dengan partydorks yang masuk ke dalam. Kami kaget mendengar berita kalau mereka takut pulang karena APWG. Ada yang diancam mau ditusuk, dan banyak topi-topi Dork yang diambil secara paksa oleh mereka. Beberapa anak saking takutnya jujur bilang ke kami takut naik angkot bertemu APWG, tapi mereka tidak punya uang untuk naik taksi. Akhirnya kami bantu dengan memberi ongkos taksi. Setelah angkut barang ke mobil, ada kejadian, dan ini terekam di kamera Regi, road manager kami. Salah satu APWG di seberang jalan buka celana, mengeluarkan kemaluannya, buang air kecil sambil melambaikan jari tengah ke arah kami dengan pongahnya. Muncul pikiran, "Sikat tidak?".

Akhirnya dua mobil kami berisi sembilan orang keluar dari area parkir Senayan dan sampai ke depan hotel Sultan. Di situlah mereka berada, kira-kira sekitar 30 orang memakai atribut APWG, seperti gangster yang meresahkan. Kami berhenti di depan mereka, membuka pintu, dan terjadi kericuhan. Tiga orang teknisi kami cidera, dan bisa saja kami mati sia-sia malam itu. Hanya untuk menjawab pertanyaan, "Kenapa sih kalian APWG?"

Mungkin kami melakukannya karena malam sebelumnya kami baru saja nonton Green Street Hooligans di DVD, or we were just being young and reckless? Sayangnya, orang yang kami incar, yang berani mengeluarkan kemaluannya dan mengencingi kami dari jauh, adalah orang yang paling lincah lari sampai masuk ke tol. Tapi kami berhasil menginterogasi satu orang, karena yang lain menghilang entah ke mana.

"Kenapa sih elo APWG?" kata kami. Dia cuma menjawab: "Gue nggak tau, Bang, apa itu APWG. Gua cuma ikut-ikutan." Mungkin dia adalah satu dari 32.771 orang yang tergabung di jejaring sosial Facebook Anti Pee Wee Gaskins. Seorang penggemar yang tersesat? Entah.

Sebenarnya saya senang dengan adanya APWG. Itu bisa membuat saya terpacu untuk memberi semangat bagi orang-orang. Memberi contoh untuk memberikan yang terbaik di atas panggung. Memberi contoh bahwa dalam suatu pencapaian sebuah mimpi, banyak hal berat yang harus kami lewati. Kami harus terus semangat. Dan kami lewati itu semua. Dalam bahasa Arab ada istilah `Man Jadda Wajada` yang bermakna: `Orang yang bersungguh-sungguh akan berhasil. Dan kami mencoba berjuang untuk itu.

My name is Dochi, and I hang out with zombies without being one of them.
sumber:rollingstoneindones
ia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar